Tahukah Sobat, 30% Kematian Dunia Disebabkan oleh Penyakit Jantung?
_________________________________________________________________________________
Tahukah Sobat, 30% Kematian Dunia Disebabkan oleh Penyakit Jantung?
Menurut WHO, 17,5 juta (30%) dari 58 juta kematian di dunia,
disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun 2005.
Dari seluruh angka tersebut, penyebab kematian antara lain disebabkan
oleh serangan jantung (7,6 juta penduduk), stroke (5,7 juta penduduk),
dan selebihnya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah (4,2
juta penduduk).
Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dari WHO, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa.
Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta
penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Angka yang cukup besar mengingat penyakit jantung dan pembuluh darah
dikategorikan sebagai penyakit tidak menular. Penyakit ini sebenarnya dapat dimodifikasi dan dicegah!
Indonesia: 59,5% Kematian Akibat Penyakit Tak Menular, Termasuk Jantung
Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih
berjuang menghadapi pelbagai masalah kesehatan. Penyakit infeksi masih
menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan, di sisi lain
perubahan gaya hidup yang serba cepat tidak menahan laju perkembangan
penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal
ini diperkuat dengan data yang diperoleh pada tahun 2007, angka kematian
akibat penyakit jantung dan tidak menular pada tahun 1995 sebesar 41,7%
meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007.
Kalimantan Selatan “Juara Hipertensi”
Penyakit hipertensi sebagai salah satu “kawan” dari penyakit jantung,
ternyata dinilai cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka kejadian atau prevalensi
penduduk Indonesia berusia di atas 18 tahun dengan hipertensi adalah
sebesar 31,7%. Ternyata hipertensi tidak hanya terjadi pada penduduk
berusia di atas 18 tahun, namun juga pada penduduk berusia 15-17 tahun.
Jika dilihat berdasarkan kriteria hipertensi sesuai JNC VII, terdapat
4050 (8,4%) penduduk berusia 15-17 tahun dengan hipertensi. Prevalensi
hipertensi tertinggi berdasarkan provinsi terdapat di Kalimantan Selatan
(39,6%), dan terendah di Papua Barat (20,1%). Hasil dari Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 memperlihatkan bahwa prevalensi
beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi sangat
tinggi yaitu 31,7%, diikuti stroke sebesar 8,3% dan penyakit jantung
sebesear 7,2% per 1.000 penduduk.
Aceh “Juara Stroke”
Penyakit kardiovaskular juga erat kaitannya dengan penyakit stroke.
Di Indonesia, angka prevalensi stroke juga cukup tinggi yaitu sekitar
72,3%, dengan provinsi Aceh menduduki angka prevalensi tertinggi yaitu
16,6% dan terendah di Papua (3,8%).
Data Riskesdas memperlihatkan bahwa penyebab kematian utama untuk
semua umur adalah stroke (15,4%), hipertensi (6,8%), penyakit jantung
iskemik (5,1%), dan penyakit jantung lainya (4,6%). Angka kematian pada
kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat stroke sebesar
15,9%, kemudian penyakit jantung sistemik sebesar 8,7% dan hipertensi
serta penyakit jantung lainya sebesar 7,1%. Sementara itu di pedesaaan,
angka kematian tertinggi diakibatkan oleh penyakit menular yaitu
tuberkulosis (TBC) diikuti oleh stroke sebesar 11,5% dan hipertensi 9,2%
dan penyakit jantung iskemik 8,8%.
Pada penduduk usia 55-64 tahun yang tinggal di daerah perkotaan,
stroke tetap menjadi penyebab kematian utama (26,8%), kemudian penyakit
jantung iskemik (5,8%), hipertensi (8,1%), dan penyakit jantung lainnya
(4,7%).
Bagaimana dengan penduduk di pedesaan? Ternyata pola penyebab
kematian di pedesaan dan perkotaan menunjukkan pola yang serupa dengan
stroke (17,8%) sebagai penyebab kematian utama, diikuti oleh beberapa
penyebab lain antara lain hipertensi (11,4%), penyakit jantung iskemik
(5,7%), dan penyakit jantung lain (5,1%).
Benarkah Penyakit Jantung adalah Penyakit Orang Kaya?
Masalah lain yang harus dihadapi adalah kenyataan bahwa semakin
meningkatnya usia, diikuti dengan meningkatnya jenis penyakit yang
menghampiri. Hal ini membuat beban terhadap ekonomi penderita dimana
usia lanjut kebanyakan mengalami penurunan produktifitas, sehingga beban
ekonomi yang ditanggung akan meningkat. Faktor ekonomi tidak memiliki
korelasi terhadap penyakit jantung dan pembuluh, tidak sedikit penderita
penyakit jantung dan pembuluh berasal dari kalangan ekonomi menengah ke
bawah, kurang, sampai tidak mampu. Ketidaktahuan terhadap faktor resiko
penyakit jantung, dan gaya hidup yang serba cepat menjadi salah satu
penyebab tingginya angka penyakit jantung dan pembuluh.
Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2007, menunjukan prevalensi
terhadap beberapa faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah,
seperti kelebihan berat badan (obesitas) 19,1% dan
obesitas sentral 18,8%, diabetes mellitus ( kencing manis ) di daerah
perkotaan 5,7%, konsumsi makanan asin (24,5%) dan makanan berlemak
tinggi (12,8%), kurang mengkonsumsi serat seperti buah-buahan dan
sayuran (93,6%), kurang aktivitas fisik 48,2%, gangguan mental
emosional 11,6%, perokok aktif setiap hari 23,7%, dan konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 4,6%.
Seperti kita ketahui, aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk
mengatur berat badan dan menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah.
Data Riskesdas 2007 juga memperlihatkan bahwa di Indonesia 48,2% penduduk ternyata kurang melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan provinsi, Kalimantan Timur (61,7%) dan Riau (60,2%)
merupakan dua provinsi dengan aktivitas fisik paling tinggi. Sedangkan
provinsi Nusa Tenggara Timur (27,3%), Sulawesi Tengah (39,4%), dan
Bengkulu (40,1%) merupakan provinsi dengan aktivitas fisik kurang.
Kategorisasi aktivitas fisik dilihat dari aktivitas fisik yang dilakukan
dalam seminggu terakhir untuk penduduk usia 10 tahun ke atas. Dikatakan
“cukup” bila dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu
kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari
dalam satu minggu.
Berdasarkan kelompok umur, kurang aktivitas fisik paling tinggi
terdapat pada kelompok 75 tahun ke atas (76,0%) dan umur 10-14 tahun
(66,9%). Selain usia, ternyata faktor risiko jenis kelamin juga
berperan. Kurang aktivitas fisik pada perempuan (54,5%) lebih tinggi
dibanding laki-laki (41,4%). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan,
semakin tinggi pendidikan ternyata semakin tinggi prevalensi kurang
aktifitas fisik. Kemudian, secara umum penduduk perkotaan memperlihatkan
angka prevalensi kurang aktivitas fisik (57,6%) lebih tinggi
dibandingkan penduduk yang tinggal di pedesaan (42,4%). Hal lain yang
teranalisis adalah semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita per
bulan maka semakin meningkat prevalensi kurang aktivitas fisik.
Maka, Penyakit jantung bukanlah penyakit yang dapat dipandang sebelah mata.
Ayo, kita bergerak dan bertindak untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung di Indonesia!
Hadirnya Niteworks di Indonesia – menjadi solusi untuk mencegah penyakit jantung.
Pada tahun 1998, DR. Louis Ignarro dinobatkan menjadi pemenang Hadiah Nobel, bergabung dengan kelompok elite Ilmuwan termasuk Albert Einsten dan Marie Curie.
DR. Ignarro menerima Hadiah Nobel untuk terobosan penelitiannya tentang Nitric Oxide.
Nitric Oxide adalah gas pendek yang bertindak keseluruh tubuh sebagai pembawa pesan, mengirim dan menerima pesan~yang mengatur aktivitas sel yang menginstruksikan tubuh untuk melakukan fungsi tertentu. Nictric Oxide mempengaruhi hampir seluruh dari organ tubuh, termasuk hati, paru-paru, ginjal, perut, organ seksual dan jantung.
Sistem kardiovaskular menggunakan Nitric Oxide untuk mengontrol aliran darah ke setiap bagian tubuh. Nitric Oxide memperbesar pembuluh darah sehingga darah secara efisien memelihara hati dan semua jaringan di seluruh tubuh. Nitric Oxide juga mendukung tingkat tekanan darah yang baik.
Sistem kekebalan tubuh juga menggunakan Nitric Oxide untuk memerangi racun dan memberikan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
Otak bergantung pada Nitric Oxide untuk menyimpan dan mengambil memori jangka panjang dan mengirimkan informasi dalam sistem syaraf.
Nitric Oxide juga meningkatkan aliran darah ke alat kelamin sehingga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan kenormalan fungsi seksual.
Sebagai seorang peneliti yang tak kenal lelah, DR Ignarro akhirnya menemukan formula unik " NITEWORKS" untuk meningkatkan dan mengoptimalkan Nitric Oxide dalam tubuh
Jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang NITEWORK atau bagaimana menurunkan resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, bisa konsultasi dengan konsultan nutrisi kami.
Your Personal Healthy Lifestyle Coach
dr. Luqmanul Hakim
Tel/ WhatsApp 0813 8079 7257 | BBM 7D65E41A
https://www.facebook.com/Yukenbislim-874221382646236/timeline/
Tel/ WhatsApp 0813 8079 7257 | BBM 7D65E41A
https://www.facebook.com/Yukenbislim-874221382646236/timeline/
Sumber:
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar – RISKESDAS, 2007.
- Beltrame JF, Dreyer R, Tavella R. Epidemiology of Coronary Artery Disease.
- Whelton PK. Epidemiology and the Prevention of Hypertension. J Clin Hypertens 6 (11):636-642, 20
- TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/penyakit-jantung-di-indonesia-dalam-angka