OBESITAS | SUDAH SIAPKAH MENERIMA RESIKO NYA


Ketika seseorang mengalami obesitas , sel lemak tubuh dapat mengalami peningkatan dalam hal ukuran maupun jumlah. Obesitas dapat di golongkan menjadi 2 jenis yaitu hipertrofik dan hiperseluler

Obesitas hipertrofik di tandai dengan membesar ukuran sel lemak normal, merupakan ciri bagi obesitas sentra ( secara awam di kenal perut buncit ). Biasanya terjadi pada orang dewasa karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat dan terkait dengan meningkatnya resiko penyakit kardiovaskular. Namun jenis obesitas ini memberika respon yang cepat terhadap usaha penurunan berat badan.

Sementara itu, obesitas hiperseluler umumnya tidak hanya terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi juga ditemukan pada dewasa yang mengalami obesitas berat. Selain itu, pasien dengan obesitas hiperseluler cenderung lebih mengalami kesulitan menurunkan berat badan dengan cara nonbedah.

Ambang Batas Obesitas

Definisi WHO untuk kegemukan adalah: BMI ≥ 25 sebagai kelebihan berat badan, dan BMI ≥ 30 sebagai obesitas. Sementara di Indonesia, Departemen Kesehatan memodifikasi batas ambang tersebut berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian pada beberapa negara berkembang.


Gambar 1. Indeks Mass Tubuh

Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa  berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
                                    Berat Badan (kg)
IMT      = -------------------------------------------------------
                        Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)


Namun penetapan obesitas tidak harus berdasarkan BMI tapi juga dari INDEKS LEMAK TUBUH
 ( baca : DIET KETAT TIMBANGAN GA TURUN, INI DIA ALASANNYA )


Gambar 2. Indeks Lemak Tubuh



Keluhan Penderita Obesitas
Pada umumnya, penderita obesitas mengeluhkan masalah berat badan, kesulitan beraktivitas, atau kegagalan berulang dalam usaha mencapai berat badan normal. Selain itu penderita obesitas juga memiliki gangguan makan seperti kecenderungan makan sebanyak-banyaknya, selalu merasa kurang kenyang atau selalu mencari makanan, hingga Night Eating Syndrome (ketika seseorang makan lebih banyak setelah lewat waktu makan malam dan kesulitan tidur kecuali ia telah makan).
Selain gangguan makan, sering kali mereka juga mengeluhkan gejala terkait penyakit akibat obesitas, antara lain:
  • Pernapasan: Obstructive sleep apnea (OSA), yang bergejala mendengkur saat tidur atau henti napas saat tidur; peningkatan infeksi saluran napas; asma bronkial; sindroma hipoventilasi
  • Keganasan (kanker): Obesitas meningkatkan kemunculan kanker endometrium, prostat, usus besar, payudara, kantong empedu, dan paru
  • Psikologis: Stigma sosial, depresi
  • Jantung dan pembuluh darah: Penyumbatan pembuluh darah arteri koroner, hipertensi esensial, pembesaran jantung, kardiomiopati, dan hipertensi pulmonal
  • Sistem saraf pusat: Stroke, hipertensi intrakranial idiopatik, dan meralgia paresthetica
  • Kehamilan: Hipertensi terkait kehamilan, makrosomia janin, dan distosia panggul
  • Saluran pencernaan dan hati: Penyakit kantong empedu, perlemakan hati, dan refluks esofagitis
  • Ortopedi: Radang sendi, sakit pinggang kronis
  • Metabolisme: Diabetes melitus tipe 2, pradiabetes, sindrom metabolik, dan peningkatan kadar kolesterol
  • Reproduksi: Pada wanita di antaranya anovulasi, pubertas dini, infertilitas, hiperandrogenisme, dan sindroma ovarium polikistik (PCOS). Pada pria termasuk hipogonadisme hipogonadotropik
  • Kulit: Intertrigo (bakteri dan/atau jamur), peningkatan risiko untuk selulitis dan bisul
  • Ekstremitas: Varises vena, vena ekstremitas bawah dan/atau edema limfatik
Ketika dewasa, anak yang mengalami obesitas juga memiliki peningkatan obesitas dewasa, kematian dini, dan kecacatan. Di samping peningkatan risiko di masa depan, anak yang obesitas juga dapat mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, awal penyakit jantung dan pembuluh darah, resistensi insulin, serta dampak psikologis.
Selain itu, penderita obesitas juga mengalami kesulitan dalam mobilisasi dan menjaga kebersihan pribadi. Keluhan-keluhan di atas membutuhkan evaluasi lanjutan dari tenaga medis profesional agar dapat dilakukan tata laksana yang tepat dan diperoleh kualitas hidup yang baik.
Ingin program turun berat badan yang aman, sehat serta dapat bimbingan dari konsultan nutrisi??
SEGERA HUBUNGI KAMI UNTUK PROGRAM DIET ANDA |   0813 8079 7257 |Pin 7D65E41A